Pacaran adalah hubungan yang istimewa. Bisa dibilang ini adalah salah satu cara yang bisa kamu pakai untuk menguji komitmen satu sama lain sebelum nanti menuju hubungan yang lebih serius, yakni pernikahan. Tetapi hubungan pacaran ini juga memiliki batasan-batasan, apa yang boleh dan nggak boleh dilakukan sebelum menikah. Yang jadi pertanyaan, apa sih batasan-batasan tersebut dan apa yang nggak boleh kamu lakukan saat pacaran?
Menuntut pacarmu untuk membuatmu senang
Hubungan pacaran memang seharusnya menyenangkan. Namun, tujuan paaran bukan untuk menyenangkan kamu atau dia saja. Hubungan pacaran bukan bicara tentang aku yang harus mendapatkan yang terbaik lho, tapi aku harus jadi yang terbaik untuknya. Menuntut pacarmu untuk menyenangkan dirimu sendiri adalah sikap yang sangat egois dan hal ini menjadi tanda kalau kamu memang belum siap pacaran.
Memaksa pacarmu untuk bersentuhan fisik
Setiap orang memiliki bahasa kasihnya masing-masing, salah satunya adalah lewat kontak fisik, seperti memegang tangan, memeluk, atau bahkan mencium pipi atau kening. Untuk kebanyakan orang, hal ini adalah hal yang biasa dilakukan saat berpacaran. Namun, ini bukan kewajiban yang harus kamu tuntut pada pacar kamu. Seseorang memiliki tingkat privasi yang berbeda-beda. Jika kontak fisik saat pacaran memang tidak nyaman untuk pasanganmu, ya jangan dipaksa. Ia pasti memiliki alasan yang kuat. Bisa jadi, ini prinsip hidup yang selalu dipegangnya agar ia dapat mempertahankan kekudusan di mata Tuhan. Atau, bisa saja si dia memang belum siap untuk bersentuhan dengan lawan jenis. So, hargailah keputusannya jika kamu benar-benar sayang kepadanya.
Meminta pacarmu memprioritaskan dirimu di atas segalanya
Dalam hubungan pacaran, pasanganmu memang harus memprioritaskan dirimu di atas beberapa hal tertentu. Misalnya, memilih mendengarkan curhatanmu saat dia kebetulan lagi santai, dan sebagainya. Namun, bukan berarti pacarmu harus menjadikan hubungan ini di atas segalanya. Hubungan ini memang penting, tapi nggak boleh jadi yang terpenting dalam hidup. Ada yang seharusnya lebih penting dari pacaran, misalnya keluarga. Jangan sekali-kali memintanya untuk mendahulukan apa yang menjadi keinginanmu ketimbang keluarganya karena kalian belum berada di tahap yang lebih jauh. Justru kalian harus saling dorong untuk menomorsatukan keluarga.
Selain itu, kamu dan dia juga harus memperhatikan kesehatan, pendidikan, karier, dan pertemanan dalam hidup kalian. Berikan dirinya kebebasan untuk mengatur semuanya. Namun kamu juga perlu mengingatkan saat dia terlalu asyik dengan dunianya dan mulai mengabaikanmu. Pokoknya, kalian harus saling bantu untuk meletakan hubungan kalian pada posisi yang tepat.
Mengatur pilihan hidupnya
Kamu nggak berhak mengatur pacarmu dalam urusan karier, hobi, pertemanan, cara berpakaian, dan hal-hal lain yang bersifat individu. Tugasmu hanyalah sebagai supporter untuk dia. Memberikan dirinya kebebasan dalam mengatur segalanya sendiri adalah salah satu cara kalau kamu menghargai dan mempercayai dirinya sebagai pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab. Namun jika ada hal yang menurutmu nggak tepat, kamu boleh menjadi penasehat untuknya. Ingat lho, jadi penasehat bukan manager untuknya. Maksudnya kamu boleh memberikan saran atau menegur dengan tegas, tetapi balik lagi itu adalah hidupnya, biarkan dia yang mengambil keputusan akhirnya.